Tulislah 4 makanan atau minuman yang terbuat daru olahan susu, salah satunya adalah es krim. Foto PixabayManusia selalu berinovasi untuk dapat menghasilkan produk makanan atau minuman dari berbagai macam bahan pangan, salah satunya adalah menggunakan merupakan sebuah organisme atau bakteri yang berukuran sangat kecil. Bakteri dalam hal ini tidak selalu mempunyai konotasi yang buruk, melainkan memiliki banyak kegunaan yang dimanfaatkan oleh dahulu, mikroorganisme telah digunakan dalam berbagai bidang, misalnya pertanian, yang mana dimanfaatkan untuk pencarian bibit unggul, pemberantas hama, dan pengawetan hasil pula dalam pemanfaatan bahan pangan, mikroorganisme diolah sedemikian rupa menggunakan teknologi sederhana agar bisa dikonsumsi oleh ilmu yang mempelajari pemanfaatan organisme seperti bakteri dalam proses produksi untuk menghasilkan barang disebut dengan adalah produk hasil olahan berbahan dasar susu. Foto PixabayBioteknologi PanganPenamaan bioteknologi dibedakan sesuai dengan pemanfaatannya dalam bidang tertentu. Pengolahan mikroorganisme untuk menjadi bahan pangan disebut dengan bioteknologi dari buku Seri IPA BIOLOGI yang diterbitkan oleh Yudhistira Ghalia Indonesia, pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber air hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah untuk dijadikan makanan atau minuman yang dikonsumsi pangan telah ada dalam kehidupan manusia di zaman berburu dan meramu. Pasalnya, pada waktu itu, manusia telah bertani dengan menyemai bibit dan menggunakan bantuan mikroorganisme untuk menyuburkan dengan perubahan teknologi, bioteknologi pangan pun menghasilkan aneka macam pangan dari hasil fermentasi bahan pangan dibagi menjadi dua jenis, yang dibedakan berdasarkan bahan dasarnya, antara lain produk olahan berbahan dasar susu dan non adalah hasil fermentasi susu oleh bakteri asam laktat. Foto PixabayTulislah 4 Makanan atau Minuman yang Terbuat dari Olahan SusuPada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah, siswa sering mendapatkan tugas berupa perintah tulislah 4 makanan atau minuman yang terbuat dari olahan susu. Nah, untuk mengetahui jawabannya, simak artikel berikut dari buku Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar Panduan Belajar IPA Terpadu karya Sukis Wariyono, Yani Muharomah, susu yang diolah dan difermentasikan dengan bantuan mikroorganisme akan menghasilkan bentuk-bentuk baru, di antaranya yaituYoghurt adalah hasil fermentasi susu oleh bakteri asam laktat. Mikroorganisme yang berperan penting dalam pembuatan yoghurt adalah Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus bulgaricus memiliki fungsi untuk memproduksi asam laktat, sementara Streptococcus thermophillus berfungsi untuk menambahkan cita rasa dan adalah hasil dari olahan susu yang menggunakan bakteri asam laktat. Foto PixabayPembuatan keju membutuhkan bakteri asam laktat, yaitu Lactobacillus dan Streptococcus. Keduanya berperan dalam memfermentasikan laktosa dalam susu menjadi asam hanya berupa bakteri, untuk membuat keju juga perlu ditambahkan enzim renin dari lambung sapi muda. Namun, saat ini, enzim tersebut diganti dengan enzim buatan, yakni dihasilkan dari fermentasi bakteri Streptococcus lactis dan Lectonostoceremoris, yang berperan dalam proses susu diberi cita rasa tertentu dan memisahkan lemak menteganya, yang nanti lemak mentega tersebut diaduk untuk menghasilkan mentega siap krim adalah makanan yang digemari oleh seluruh kalangan, bukan hanya anak-anak saja, tetapi juga orang tua. Selain lezat, es krim juga mengandung nutrisi yang baik seperti protein, kalsium, dan beberapa jenis begitu, mengonsumsi es krim harus diperhatikan asupannya dalam sehari. Walau memiliki nutrisi yang baik, tidak seharusnya es krim dikonsumsi setiap saat agar tubuh bisa mendapatkan nutrisi dari jenis makanan atau minuman kapan bioteknologi pangan ada di kehidupan manusia? Apa saja mikroorganisme yang berperan penting dalam pembuatan yoghurt? Apa fungsi bakteri Lactobacillus dan Streptococcus dalam pembuatan keju?
KoreaSelatan (Korsel), Australia dan Jepang menarik produk-produk berbahan susu China dari supermarket di negara-negara tersebut, menyusul ditemukannya susu dari China yang mengandung melamine.
15 Contoh Produk Bioteknologi Modern dan Konvensional beserta Penjelasannya – Ketika mendengar istilah bioteknologi, apa yang pertama kali kamu pikirkan? Perlu kamu ketahui bahwasannya produk bioteknologi merupakan istilah dari produk yang pembuatannya melibatkan pemanfaatan makhluk hidup, seperti virus, bakteri, jamur dan lainnya melalui bantuan teknologi. Agar kamu bisa lebih memahami seputar produk bioteknologi, berikut ini Mamikos rangkumkan informasi seputar contoh produk bioteknologi modern dan konvensional lengkap dengan penjelasannya. Berikut Deretan Contoh Produk Bioteknologi Modern dan KonvensionalDaftar IsiBerikut Deretan Contoh Produk Bioteknologi Modern dan KonvensionalApa itu Bioteknologi?Sejarah Singkat BioteknologiPenggolongan BioteknologiContoh Produk Bioteknologi ModernContoh Produk Bioteknologi Konvensional Daftar Isi Berikut Deretan Contoh Produk Bioteknologi Modern dan Konvensional Apa itu Bioteknologi? Sejarah Singkat Bioteknologi Penggolongan Bioteknologi Contoh Produk Bioteknologi Modern Contoh Produk Bioteknologi Konvensional Pernahkah kamu sadari bahwa makanan atau benda yang ada di sekitar kamu dibuat melalui proses yang bernama bioteknologi? Faktanya, bioteknologi sudah ditemukan sejak ribuan tahun lalu dan sudah menghasilkan banyak produk berupa makanan, minuman, obat-obatan, hingga makhluk hidup, lho. Secara umum, ada dua jenis bioteknologi yakni konvensional dan modern. Lantas, bagaimana cara kerja bioteknologi konvensional dan modern ini? Dan apa saja contoh produknya? Baca artikelnya sampai habis, ya. Apa itu Bioteknologi? Sebelum mengetahui tentang produk-produk dari bioteknologi konvensional dan modern, tentu alangkah lebih baiknya jika kamu mengenal lebih dekat dengan istilah bioteknologi terlebih dahulu. Bioteknologi sendiri berasal dari kata bio’ yang berarti makhluk hidup dan teknologi. Singkatnya, bioteknologi dapat diartikan sebagai pemanfaatan makhluk hidup secara utuh ataupun bagian-bagiannya. Tujuannya untuk menghasilkan atau memodifikasi produk yang bermanfaat melalui cara prinsip atau teknologi tertentu. Maksudnya kira-kira gimana, tuh? Nah, maksudnya adalah jikalau dalam keadaan utuh artinya makhluk hidupnya langsung dipakai secara utuh untuk menghasilkan produk atau jasa bioteknologi. Contohnya, kalau kamu ingin membuat nata de coco, maka kamu bisa langsung menggunakan bakteri Acetobacter Xylinum secara utuh. Contoh lainnya, ketika kacang kedelai langsung ditambahkan jamur Rhizopus Oryzae maka dapat dibuat menjadi tempe. Lantas, kalau ingin memanfaatkan bagian-bagiannya saja seperti apa? Nah, artinya yang kamu gunakan untuk menghasilkan produk tertentu hanya menggunakan bagian dari makhluk hidup itu. Misalnya, kamu hanya mengambil enzimnya aja atau DNA-nya aja. Sejarah Singkat Bioteknologi Secara sederhana, bioteknologi sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun lalu. Merujuk pada situs Kementerian Lingkungan Hidup LHK, bioteknologi sudah dilakukan bangsa Babilonia, Mesir, dan Romawi sejak 8000 SM. Tujuannya untuk pengumpulan benih untuk ditanam kembali atau praktik pengembangbiakan selektif. Kemudian, bioteknologi berkembang pada 6000 SM dan digunakan dalam pembuatan bir, pembuatan tempe dengan bantuan ragi, fermentasi anggur, serta membuat roti. Di tahun 4000 SM, bangsa Tionghoa juga sudah membuat yogurt dan keju dengan bakteri asam laktat. Dari masa ke masa produk bioteknologi pun terus berkembang hingga adanya penemuan sel oleh Robert Hooke melalui mikroskop pada 1665. Penemuan ini pun berlanjut dengan penelitian yang semakin komprehensif hingga akhirnya pada 1856 Gregor Mendel mengawali genetika tumbuhan rekombinan. Istilah bioteknologi pun pertama kali dicetuskan oleh Karl Ereky yang merupakan seorang insinyur asal Hongaria pada 1919. Kala itu, Ereky mendefinisikan bioteknologi sebagai proses penggunaan teknologi untuk mengubah bahan biologis mentah menjadi produk yang berguna. Pengertian bioteknologi menurut Ereky pun tak jauh berbeda dengan makna bioteknologi saat ini. Seiring waktu, bioteknologi konvensional pun telah menjadi modern dan mengambil lebih banyak peran dalam peradaban manusia. Penggolongan Bioteknologi Bioteknologi terbagi menjadi dua jenis, yakni bioteknologi konvensional dan modern. Lantas, apa saja perbedaannya? Yuk, kita cek satu-satu di bawah ini! 1. Bioteknologi Konvensional Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi yang menggunakan peralatan serta bahan sederhana dalam prosesnya. Memanfaatkan makhluk hidup atau mikroorganisme secara langsung, bioteknologi konvensional umumnya secara utuh untuk menghasilkan atau memodifikasi produk dengan cara, prinsip, dan teknologi tertentu. Adapun berikut ini merupakan karakteristik bioteknologi konvensional Memanfaatkan mikroorganisme secara langsung dan utuh. Memanfaatkan cara atau prinsip yang alami umumnya menggunakan prinsip fermentasi. Menggunakan alat dan bahan yang sederhana. Tidak memerlukan keahlian khusus dalam pembuatannya. Skala produksi kecil dan biaya yang digunakan relatif lebih murah. 2. Bioteknologi Modern Bioteknologi modern merupakan bioteknologi yang memanfaatkan makhluk hidup atau mikroorganisme secara tidak langsung berupa bagian-bagian tertentu guna menghasilkan produk dengan cara prinsip atau teknologi tertentu. Berbeda dengan bioteknologi konvensional yang menggunakan peralatan sederhana, bioteknologi modern menggunakan peralatan canggih guna menghasilkan produk dalam jumlah besar secara efektif dan efisien. Berbeda dengan bioteknologi konvensional yang menggunakan peralatan sederhana, bioteknologi modern menggunakan peralatan canggih guna menghasilkan produk dalam jumlah besar secara efektif dan efisien. Dalam bioteknologi modern selain menggunakan mikroorganisme juga dapat menggunakan bagian-bagian tubuh mikroorganisme, hewan, dan tumbuhan. Nah, di bawah ini merupakan karakteristik dari bioteknologi modern Memanfaatkan mikroorganisme secara tidak langsung dan umumnya berupa bagian tertentu saja. Memanfaatkan cara atau prinsip yang modern atau lebih canggih, yaitu berupa rekayasa genetika atau modifikasi gen dan teknologi reproduksi. Menggunakan alat dan bahan canggih dan modern. Memerlukan keahlian khusus dalam pembuatannya. Skala produksi umumnya besar dan dengan biaya yang relatif mahal. Contoh Produk Bioteknologi Modern Bioteknologi modern memang dapat dikatakan sebagai cabang ilmu yang bisa bermanfaat dalam berbagai bidang. Nah, di bawah ini merupakan beberapa contoh dari hasil produk bioteknologi modern. 1. Vaksin Salah satu contoh produk bioteknologi modern yang bermanfaat hingga sekarang ini adalah vaksin. Diketahui, vaksin merupakan sediaan biologis yang digunakan agar tubuh kita dapat menghasilkan kekebalan adaptif terhadap penyakit infeksi tertentu. Pada 1796, seorang ilmuwan asal Inggris bernama Edward Jenner telah menemukan vaksin. Ia pun sadar bahwa pasien yang telah terinfeksi cacar takkan terkena penyakit tersebut di masa depan karena tubuhnya sudah menghasilkan kekebalan terhadap virus cacar. Pengaruh vaksin terbilang sangat besar dalam kehidupan manusia guna melawan penyakit bersifat pandemik seperti cacar, campak, hepatitis B, rabies, influenza, pes, difteri, tetanus, polio, hingga Covid-19. Jika industri medis tidak bekerja keras untuk menciptakan vaksin Covid-19, mungkin hingga kini pandemi virus Corona bisa berdampak jauh lebih buruk. 2. Teknik Kultur Jaringan Produk bioteknologi modern berikutnya adalah teknik kultur jaringan. Merupakan suatu teknik untuk memperbanyak tumbuhan dalam skala besar, teknik kultur jaringan dibuat dengan mengambil sel atau jaringan pada tumbuhan. Baik melalui melalui potongan kecil daun, akar, batang, atau bagian tumbuhan yang lainnya. Nantinya, potongan tumbuhan tersebut ditumbuhkan di suatu medium yang sudah dipersiapkan dan mengandung semua zat yang diperlukan untuk pertumbuhan tumbuhan. Kultur jaringan berarti membudidayakan suatu jaringan tanaman untuk memperoleh keturunan yang memiliki sifat yang sama seperti induknya. Melalui teknik ini, kita bisa menghasilkan bibit tanaman yang seragam dalam jumlah besar. 3. Teknologi Rekombinasi DNA dan Kloning Gen Tanpa disadari, ada penyakit-penyakit tertentu pada manusia yang disebabkan oleh adanya gangguan hormon. Contohnya, diabetes mellitus DM tipe I atau biasa dikenal dengan penyakit kencing manis. Diketahui, penyakit yang satu ini disebabkan karena kurangnya hormon insulin yang menyebabkan kadar gula dalam darahnya sangat tinggi. Kini, dengan adanya bioteknologi modern, hormon insulin bisa dihasilkan secara buatan transgenik dengan adanya bantuan bakteri Escherichia Coli. Diawali dengan melakukan proses rekombinasi DNA berupa penyisipan gen insulin yang berasal dari DNA sel manusia ke dalam plasmid bakteri, kemudian akan diperoleh plasmid rekombinan. Rekombinasi DNA adalah proses modifikasi DNA yang dapat berasal dari spesies yang berbeda guna menghasilkan DNA rekombinan atau DNA yang telah termodifikasi. Plasmid rekombinan yang telah mengandung gen insulin pun kemudian dimasukkan ke dalam bakteri Escherichia Coli sehingga bakteri Escherichia Coli bisa memproduksi insulin. 4. Antibiotik Antibiotik juga merupakan salah satu produk bioteknologi. Merupakan senyawa yang umumnya dihasilkan oleh mikroorganisme tertentu, antibiotik berfungsi untuk menghambat pertumbuhan atau membunuh bakteri patogen penyebab penyakit. Diketahui antibiotik yang pertama kali ditemukan dihasilkan oleh jamur Penicillium Notatum. Dimana Penicillium Notatum ini merupakan antibiotik yang ampuh melawan infeksi dari bakteri gram positif karena terbukti bisa menghambat pembentukan dinding sel bakteri. Beberapa contoh jenis antibiotik lainnya adalah antibiotik yang berasal dari kelompok Streptomycin dan Tetracycline yang ampuh melawan bakteri Tuberculosis. 5. Bayi Tabung Bayi tabung juga termasuk dalam produk bioteknologi modern. Bayi tabung pertama kali dimulai dengan lahirnya Louis Brown di Inggris pada tahun 1978. Secara sederhana, bayi tabung merupakan proses pembuahan sel telur dan sperma di luar tubuh ibu. Bayi tabung kerap disebut dengan istilah in vitro fertilization’ yang berarti dalam gelas atau tabung dan fertilization’ yang artinya pembuahan. Dalam proses bayi tabung, nantinya sel telur yang matang diambil dari indung telur calon ibu dan dibuahi dengan sperma di dalam medium cairan. Setelah berhasil dan terjadi pembuahan, embrio kecil yang terjadi tadi dimasukkan ke rahim dengan harapan dapat berkembang menjadi bayi. Contoh Produk Bioteknologi Konvensional Bioteknologi konvensional dilakukan tanpa dilandasi prinsip-prinsip ilmiah dan pada dasarnya dilakukan hanya didasarkan atas pengalaman yang turun temurun. Dengan kata lain, bioteknologi konvensional dilakukan dengan cara dan peralatan yang sederhana. Umumnya, bioteknologi konvensional belum bisa diproduksi secara masif dan massal. Nah, di bawah ini ada beberapa contoh produk bioteknologi konvensional yang perlu kamu ketahui 1. Tempe Salah satu contoh produk bioteknologi konvensional adalah tempe. Merupakan makanan tradisional khas Indonesia yang paling sering dikonsumsi dan mudah ditemukan, tempe menjadi salah satu makanan favorit yang kaya akan kandungan gizinya. Dengan kadar protein yang cukup tinggi, tempe bisa menjadi alternatif sumber protein nabati. Selain itu, tempe juga mengandung beberapa asam amino yang diperlukan oleh tubuh manusia. Lantas, bagaimana proses pembuatan tempe? Nah, perlu kamu ketahui bahwa pada dasarnya tempe diproduksi dengan menggunakan teknik fermentasi yang dilakukan dengan menumbuhkan jamur Rhizopus Oryzae dan Rhizopus Oligosporus pada biji kedelai. Pada proses pertumbuhan, nantinya jamur akan menghasilkan benang-benang yang disebut dengan hifa. 2. Kecap Selain tempe, kecap juga merupakan salah satu contoh produk bioteknologi konvensional yang cukup sering kita temui. Kecap dibuat melalui proses fermentasi dengan menggunakan Jamur Aspergillus Wentii. Untuk proses pembuatannya, pertama-tama jamur ditumbuhkan dalam kulit gandum terlebih dahulu. Kemudian, jamur bersama dengan bakteri asam laktat tumbuh pada kedelai yang sudah dimasak dan nantinya akan menghancurkan campuran gandum. Setelah melalui fermentasi karbohidrat yang cukup lama, maka akan dihasilkan kecap. 3. Keju Keju merupakan produk bioteknologi konvensional yang dihasilkan dengan memisahkan zat-zat padat pada susu melalui proses pengentalan atau koagulasi. Proses pengentalan ini dilakukan dengan bantuan bakteri Lactobacillus Bulgaricus dan Streptococcus Thermophillus. Kedua bakteri tersebut akan menghasilkan enzim renin sehingga protein susu akan menggumpal dan membagi susu menjadi cari dan padatan dadih. Nantinya, enzim renin akan mengubah gula laktosa di dalam susu tadi menjadi protein dan asam yang ada pada dadih. Kemudian, dadih akan mengalami proses pematangan dan pengamasan hingga akhirnya tebentuklah keju. 4. Yoghurt Terbuat dari susu, yoghurt merupakan minuman hasil fermentasi yang menggunakan bakteri Streptococcus Thermophillus atau Lactobacillus Bulgaricus. Kedua bakteri ini akan mengubah laktosa menjadi asam laktat. Selain itu, akan terjadi pula perpecahan protein pada susu yang nantinya menyebabkan susu menjadi kental dan membuat yogurt terasa asam dan kental. 5. Roti Dalam proses pembuatannya, roti membutuhkan mikroorganisme Saccharomyces Cerevisiae. Dimana mikroorganisme tersebut akan memfermentasikan gula di dalam adonan menjadi CO2 dan alkohol sehingga adonan pun akan mengembang. Nah, dalam proses ini roti tidak akan memecah tepung menjadi gula karena tidak menghasilkan enzim amilase. Melainkan untuk untuk mengembangkan dan memberikan rasa saat dipanggang. Uap CO2 hasil fermentasi ragi juga akan meninggalkan tekstur yang khas dan menyebabkan tekstur roti menjadi ringan. 6. Mentega Produk bioteknologi konvensional berikutnya ada mentega. Terbuat dari susu dengan menggunakan mikroorganisme Streptococcus Lactis, bakteri-bakteri tersebut nantinya akan membentuk proses pengasaman pada susu. Hingga pada akhirnya krim susu terpisah menjadi bagian lemak yang padat, dan bagian yang cair pun dipisahkan. Kemudian, lemak mentega diaduk dan dipadatkan guna menciptakan mentega yang siap dikonsumsi. 7. Nata de Coco Nata de Coco sesungguhnya adalah sari kelapa atau kolang-kaling dari air kelapa. Merupakan produk bioteknologi konvensional, proses pembuatan Nata de Coco dibantu bakteri Acetobacter xylinum. Terbuat dari air kelapa dengan massa kenyal berwarna putih yang terbentuk dari serabut hemiselulosa, dimana serabut tersebut terbentuk pada permukaan medium cair tempat hidup bakteri Acetobacter Xylinum. 8. Minuman Alkohol Pemanfaatan mikroorganisme juga terjadi pada produk minuman dan alkohol seperti pada pembuatan wine, sake, tuak, dan bir. Untuk minuman sake dan tuak dihasilkan dari fermentasi beras ketan oleh Aspergillus Oryzae. Sementara untuk pembuatan wine dapat dibuat melalui proses fermentasi buah anggur atau buah lain yang memanfaatkan Saccharomyces Cerevisiae dan Saccharomyces Ayanus. Sedangkan, untuk bir dibuat dari biji padi yang sebelumnya diubah menjadi malt yang mengandung enzim amilase. 9. Oncom Pernahkah kamu mencoba mengkonsumsi oncom? Merupakan makanan yang populer di kawasan Jawa Barat, oncom terbuat dari ampas kedelai atau bungkil kacang dengan bantuan jamur Neurospora Sitophila. Jamur ini dapat menghasilkan zat warna merah atau orange yang merupakan pewarna alami. 10. Tauco Tauco merupakan makanan yang terbuat dari kacang kedelai. Memiliki proses pembuatan yang mirip dengan pembuatan kecap, tauco memanfaatkan mikroorganisme Rhizopus Oryzae dan Rhizopus Oligosporus. Perlu kamu ketahui pula bahwa tauco juga merupakan produk hasil fermentasi, lho. Nah, itulah informasi yang bisa Mamikos bagikan kepada kamu seputar contoh produk bioteknologi modern dan konvensional. Mamikos ulangi kembali, bioteknologi dapat diartikan sebagai pemanfaatan makhluk hidup secara utuh ataupun bagian-bagiannya guna menghasilkan atau memodifikasi produk yang bermanfaat melalui cara prinsip atau teknologi tertentu. Buat kamu yang ingin menggali informasi lebih banyak seputar bioteknologi atau materi lainnya, kamu bisa kunjungi situs blog Mamikos dan cari informasinya di sana. Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu Kost Dekat UGM Jogja Kost Dekat UNPAD Jatinangor Kost Dekat UNDIP Semarang Kost Dekat UI Depok Kost Dekat UB Malang Kost Dekat Unnes Semarang Kost Dekat UMY Jogja Kost Dekat UNY Jogja Kost Dekat UNS Solo Kost Dekat ITB Bandung Kost Dekat UMS Solo Kost Dekat ITS Surabaya Kost Dekat Unesa Surabaya Kost Dekat UNAIR Surabaya Kost Dekat UIN Jakarta
Bagianbuah mahkota dewa ini bisa digunakan untuk menyembuhkan berbagai penyakit antara lain diabetes, rematik, kangker payudara juga kangker rahim, asam urat, hepatitis, disentri dan masih banyak lagi lainnya. Bagi Anda yang menghendaki kepraktisan, saat ini telah banyak dikembangkan teh buah mahota dewa yang terbuat dari kulit serta daging buah.
Jika diperhatikan, rasanya hampir tidak ada rumah tangga di Indonesia yang tidak menggunakan produk yang diolah menggunakan bioteknologi. Kecap, roti, tempe, yoghurt, keju, dan terasi adalah sedikit contoh produk bioteknologi yang sangat populer di masyarakat Indonesia. Apalagi saat ini beberapa produk bioteknologi diklaim sebagai pangan fungsional, misalnya yoghurt dan tempe. Berikut adalah beberapa produk-produk yang diperoleh menggunakan proses bioteknologi. Manisnya kecap Saat ini, industri kecap di Indonesia berkembang cukup pesat. Kenapa tidak? Hampir semua resep masakan Indonesia menggunakan kecap. Beberapa industri besar seperti Unilever, Indofood, Heinz ABC bersaing dengan merek-merek lokal memperebutkan pasar kecap. Biasanya kecap memiliki konsumen fanatik, karena berkaitan dengan rasa khas yang diminati setiap individu. Pasar kecap tidak hanya kalangan rumah tangga, tapi juga kalangan industri food service seperti restoran dan katering. Bahan baku utama pembuatan kecap adalah kedelai, baik kedelai kuning maupun kedelai hitam. Kebutuhan dan ketergantungan terhadap kedelai yang besar mendorong beberapa industri mengembangkan pola kemitraan dengan melibatkan swasta, petani, dan perguruan tinggi. Selain kedelai, banyak kecap yang juga menggunakan bahan baku ikan, sehingga disebut kecap ikan. Prinsip pengolahan kedua jenis kecap tersebut sebenarnya sama, yaitu fermentasi. Perbedaannya adalah, kecap kedelai dibuat dengan menginokulasikan jamur kemudian dilakukan fermentasi, sedangkan kecap ikan dibuat secara fermentasi tanpa diinokulasi yang kebanyakan dilakukan oleh bakteri secara alami terdapat pada ikan. Pentingnya roti Roti adalah salah satu contoh produk bioteknologi yang cukup terkenal. Begitu pentingya roti, banyak pihak yang menjadikan roti sebagai kendaraan untuk fortifikasi gizi dan diversifikasi pangan. Banyak produsen roti menggunakan whole wheat flour yang kaya serat atau bahkan difortifikasi dari luar. Beberapa zat gizi yang difortifikasikan pada roti antara lain omega 3, vitamin B, zinc, fosfor, dan lainnya. Selain itu, roti juga menjadi sasaran program diversifikasi pangan. Banyak penelitian yang dilakukan untuk mengurangi ketergantungan tepung terigu sebagai bahan baku utamanya. Salah satunya adalah tepung singkong yang dimodifikasi secara enzimatis. Lagi-lagi bioteknologi memegang peranan kritis dalam hal tersebut. Untuk pembuatan roti sendiri, peranan yeast ragi Saccharomyces cerevisiae sangat penting. Dalam industri roti, fungsi utama ragi dalam adonan adalah sebagai leavening agent pengembang adonan, pembentuk gluten protein pada tepung, dan penghasil flavor aroma dan rasa. Beberapa jenis ragi yang tersedia di pasaran antara lain ragi cair liquid yeast, ragi basah compressed atau fresh yeast, ragi kering aktif active dry yeast, ragi kering instan instant dry yeast, dan ragi beku frozen yeast. Sehatnya tempe Tempe merupakan salah satu produk tradisional Indonesia yang patut dibanggakan. Manfaatnya bagi kesehatan sudah banyak dibuktikan oleh penelitian-penelitian ilmiah. Penelitian yang dilakukan di Universitas North Carolina, Amerika Serikat, menemukan bahwa genestein dan fitoestrogen yang terdapat pada tempe ternyata dapat mencegah kanker prostat dan payudara. Proses fermentasi oleh kapang Rhizopus oligosporus mengakibatkan makro molekul yang ada pada tempe menjadi lebih mudah dicerna, dibandingkan pada kedelai utuh. Keistimewaan lain dari tempe Indonesia adalah kandungan vitamin B12-nya. Vitamin tersebut biasanya hanya terdapat pada sumber pangan hewani. Menariknya, vitamin B12 tersebut bukan diproduksi oleh kapang tempe, tetapi oleh bakteri kontaminan seperti Klebsiella pneumoniae dan Citrobacter freundii. Penelitian tentang tempe memang terus dilakukan. Beberapa waktu lalu LIPI memperkenalkan produk berbasis tempe, yakni jus tempe. BPPT juga melakukan inovasi pengembangan produk, yaitu memproduksi tempe yang dikalengkan. Proses pengalengan tersebut diklaim bisa memperbaiki umur simpan tempe yang kini menjadi kendala utama. Asamnya yoghurt Yoghurt merupakan produk berbasis susu yang kini menjadi bisnis sangat menggiurkan. Jika anda berbelanja ke supermarket, cobalah hitung ada berapa jenis merek yoghurt di sana. Beraneka ragamnya yoghurt menunjukkan bahwa produk ini cukup digemari. Hal ini tidak terlepas dari semakin sadarnya masyarakat Indonesia terhadap kesehatan. Produk ini mengandung bakteri probiotik seperti Lactobacillus acidophilus dan Bifidobacterium longum yang bermanfaat bagi saluran pencernaan, diantaranya mengurangi risiko serangan kanker kolon. Selain itu, protein yoghurt juga memiliki daya cerna protein dan daya serap kalsium yang lebih baik, dibandingkan dengan mengkonsumsi susu biasa. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Tridjoko W. Murti 2005, perubahan utama akibat fermentasi susu oleh bakteri yoghurt adalah cita rasa yang semakin menyenangkan karena kombinasi rasa asam, manis dan flavor spesifik. Rasa dan flavor utama yoghurt itu memegang peranan penting pada penerimaan susu dan olahannya oleh konsumen. Gurihnya keju Keju memang bukan produk asli Indonesia. Tapi, jika diperhatikan produk ini telah banyak digunakan secara luas dalam masyarakat, baik dalam roti, martabak, pizza, spaghetti, bakpia, dan lain sebagainya. Belum lagi, flavor keju yang banyak digemari dan digunakan pada snack. Terdapat berbagai macam jenis keju di dunia. Di Indonesia, keju yang terkenal adalah keju cheddar. Hal ini dikarenakan keju cheddar bersifat keras, sehingga lebih fleksibel, baik untuk dipotong, diirisi, ataupun di parut. Keju yang terdapat di pasaran umumnya adalah processed cheese. tetapi juga karena keju akan memberikan kesan ?mewah?. Keju cheddar dibuat dengan menambahkan kultur bakteri pembentuk asam laktat ke dalam susu yang telah dipasteurisasi, kemudian dilanjutkan dengan menambahkan enzim rennin sebagai bahan penggumpal susu. Pada tahap ini fermentasi telah dimulai. Selain kandungan gizinya yang baik, keju juga memiliki rasa yang gurih. Penggunaan keju pada produk pangan dianggap akan meningkatkan gengsi. Selain karena memperbaiki cita rasa, Sambalnya terasi Terasi sangat populer bagi pecinta sambal. Terutama bagi masyarakat di daerah pantai. Terasi adalah salah satu bumbu masak yang dibuat dari proses fermentasi ikan atau udang, menghasilkan produk akhir berbentuk pasta. Selama ini, terasi diolah dengan cara tradisional dan kemasan seadanya. Namun, sebuah industri skala nasional telah memproduksinya secara massal dan dikemas secara modern. Terasi tersebut juga dapat digunakan secara praktis dan instan. Tingginya kadar asam glutamat di dalamnya, membuat terasi terasa enak untuk digunakan sebagai komponen bumbu. Terasi bahkan dapat digunakan sebagai pengganti penyedap rasa monosodium glutamat vetsin. Selain produk-produk di atas, sebenarnya masih banyak lagi produk bioteknologi seperti vinegar, petis, MSG mono sodium glutamat, cuka, dan lainnya. Persepsi konsumen terhadap bioteknologi Asian Food Information Centre AFIC pertengahan 2008 lalu mengadakan survei untuk mengetahui penerimaan dan persepsi konsumen terhadap bioteknologi pangan, terutama GMO. Hasil dari penelitian tersebut antara lain Keamanan pangan. Keyakinan terhadap keamanan pangan konsumen rata-rata bernilai netral hingga positif. Keakuratan label menjadi faktor kritis terhadapat kepercayaan konsumen. Mengenai bioteknologi pangan, beberapa konsumen negara-seperti Jepang, Cina, India, dan Filipina- menunjukkan sedikit/tidak khawatir terhadap keamanannya. Sedangkan konsumen beberapa negara lain menunjukkan tingkat level yang berbeda-beda terhadap isu keamanan pangan bioteknologi pangan. Hal ini sangat berkaitan erat dengan ketersediaan informasi di negara masing-masing. Label pangan. Informasi terpenting yang dibaca konsumen dari label adalah expiry date. Hampir sepertiga konsumen menyatakan bahwa informasi pada label yang ada saat ini belum cukup. Sementara itu, informasi keberadaan ingridien yang diperoleh dari proses bioteknologi belum menjadi perhatian. Bioteknologi pangan secara umum. Kepedulian konsumen Asia terhadap bioteknologi rendah, kecuali Filipina. Persepsi konsumen terhadap bioteknologi ternyata menunjukkan pola yang berbeda antar negara yang disurvei. Hal ini sangat bergantung kepada kegiatan pertaniannya. Konsumen di Cina, India, dan Filipina -yang merupakan negara penghasil pangan- lebih positif melihat bioteknologi. Berbeda dengan negara pengimpor seperti Jepang dan Korea Selatan, yang konsumennya masih belum terlalu peduli dengan peranan bioteknologi pangan, terutama GMO. Keuntungan yang diperoleh konsumen. Pengetahuan yang lebih baik terhadap manfaat yang bisa diperoleh secara langsung oleh konsumen akan meningkatkan penerimaan terhadap bioteknologi pangan. Konsumen yang telah mengetahui manfaat bioteknologi akan cenderung membeli produk dan turunannya. Keunggulan produk bioteknologi yang sering didengungkan antara lain perbaikan nilai gizi, produk lebih lezat, dan pestisida lebih sedikit. Bioteknologi dan sustainability. Walaupun sebagian besar konsumen di Asia belum familiar dengan konsep ?sustainable food production?, namun ketika diberi penjelasan singkat, umumnya mereka langsung setuju bahwa konsep tersebut penting. Konsumen menerima bioteknologi secara terbuka jika mampu mendukung konsep ?sustainable food production?. Genetically modified, cabang dari bioteknologi Genetically Modifed Food atau Pangan Rekayasa Genetik merupakan pangan yang dihasilkan dari hewan, tanaman, atau mikroorganisme yang telah diubah atau ditambahkan bahan genetik asing atau transgen. Banyak masyarakat merasa khawatir ?tidak hanya di Indonesia- untuk mengkonsumsi produk transgenik. Kekhawatiran tersebut diantaranya berupa adanya dugaan alergi, keracunan, atau kemungkinan terjadinya resistensi bakteri terhadap antibiotik akibat penggunaan marka tahan antibiotik dalam organisme transgenik. Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian-penelitian mengenai pangan rekayasa genetik banyak dilakukan. Secara peraturan sendiri, pemerintah Indonesia dalam Pasal 35 Peraturan Pemerintah PP 69 tahun 1999 tentang label dan iklan pangan sebagai salah satu PP dari UU 7 tahun 1996 mengenai Pangan telah mewajibkan pencantuman tulisan PANGAN REKAYASA GENETIKA terhadap pangan hasil rekayasa genetika. Sedangkan, pemakaian pangan hasil rekayasa genetika sebagai bahan ingridien, maka pencantuman cukup dilakukan pada bagian informasi bahan saja. Sedangkan menurut PP No. 21 tahun 2005, Pengkajian keamanan pangan rekayasa genetika wajib mengikuti pedoman yang telah diberlakukan. Pengkajian tersebut perlu dilakukan sebelum pelepasan dan peredaran ke pasar. Sebenarnya jika disikapi secara bijak. Tidak ada satupun produk pangan yang ?zero risk?. Bahkan pangan rekayasa genetika akan melalui prosedur yang panjang untuk bisa dilepas ke masyarakat. Jika produk tersebut tidak aman, baik untuk manusia maupun lingkungan, tentu kita berhak menolaknya. Namun, jika aman dan bermanfaat, mengapa tidak kita gunakan? Hendry Noer F Redaktur Pelaksana FOODREVIEW INDONESIA FOODREVIEW INDONESIA Edisi Desember 2008 PRODI: Teknologi Industri Pertanian. 1. Pendahuluan. Tape ketan merupakan produk penerapan bioteknologi yang dihasilkan deri fermentasi bahan-bahan yang mengandung karbohidrat, seperti beras ketan atau singkong. Fermentasi telah lama digunakan dan merupakan salah satu cara pemrosesan dan bentuk pengawetan makanan tertua.Bioteknologidapat digunakan untuk mengembangkan produk-produk peternakan, seperti vaksin dan antibodi. Selain itu, untuk mengobati penyakit hewan serta hormon pertumbuhan yang merangsang pertumbuhan hewan ternak melalui rekombinasi DNA. bahan baku obat, bahan pengemas obat, teknologi, peralatan dan mesin-mesin, tenaga ahli dan
Subbab berikut tidak ada di panduan (kecuali luaran), hanya sebagai Terciptanya peluang usaha kecil masyarakat yang bergerak 3 Luaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah : a 4 Luaran yang Diharapkan 4 Luaran yang Diharapkan . a 2 Sumber Daya dan Bahan Baku Luaran Yang Diharapkan Luaran yang diharapkan dari produk Kasmokal (Kue Talas
Berikutini Kumpulan Soal Biologi Kelas 12 Tentang Bioteknologi (Soal A): 1. Di bawah ini merupakan ilmu-ilmu yang digunakan dalam bioteknologi, kecuali . a. mikrobiologi b. biologiPertanianproduk tersebut di atas (kecuali penanaman pohon cork/gabus), lihat golongan pokok 01; Pertanian jamur dan truffles, lihat 0113 Kelompok ini mencakup usaha pembuatan minyak yang berbahan baku dari badan ikan yang berlemak tinggi, seperti lemuru, atau dari organ badan ikan seperti hati cucut. Golongan ini mencakup pembuatan dan .