Yaayuhallazi na'amanutakuallah hakkotukotih, wala tamutunna illa wa antum muslimun Wala tasubbul ziinayad 'una min dunihillahi fayasubbuallaha 'adwan biqhori ilm. Artinya: "Dan janganlah kalian memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah. Hal itu akan menjadikan mereka mengolok-olok Allah dengan memusuhi tanpa pengetahuan ﺇِﻥَّ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪَ ﻟِﻠَّﻪِ ﻧَﺤْﻤَﺪُﻩُ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻌِﻴْﻨُﻪُ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻩْ ﻭَﻧَﻌُﻮﺫُ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻣِﻦْ ﺷُﺮُﻭْﺭِ ﺃَﻧْﻔُﺴِﻨَﺎ ﻭَﻣِﻦْ ﺳَﻴِّﺌَﺎﺕِ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟِﻨَﺎ، ﻣَﻦْ ﻳَﻬْﺪِﻩِ ﺍﻟﻠﻪُ ﻓَﻼَ ﻣُﻀِﻞَّ ﻟَﻪُ ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﻀْﻠِﻞْ ﻓَﻼَ ﻫَﺎﺩِﻱَ ﻟَﻪُ. ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠﻪ ﻭَﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﻋَﺒْﺪُﻩُ nahmaduhu wanasta’iinuhu wanastaghfiruhu Wana’udzubiillah minsyurruri anfusinaa waminsayyi’ati amaalinnaa Manyahdihillah falah mudhillalah Wa man yudh lil falaa haadiyalah Wa asyhadu allaa ilaaha illallaah wahdahu laa syariikalah wa asyhadu anna muhammadan abduhu wa rasuuluh. ﻳَﺎﺃَﻳُّﻬﺎَ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺀَﺍﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﺣَﻖَّ ﺗُﻘَﺎﺗِﻪِ ﻭَﻻَ ﺗَﻤُﻮْﺗُﻦَّ ﺇِﻻَّ ﻭَﺃَﻧﺘُﻢْ ayyuhal-ladzina 'amanuttaqullaha haqqa tuqatihi wala tamutunna illa wa antum muslimun.QS. Ali 'Imran 102 ﻳَﺎﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﺍﺗَّﻘُﻮْﺍ ﺭَﺑَّﻜُﻢُ ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﺧَﻠَﻘَﻜُﻢْ ﻣِّﻦْ ﻧَﻔْﺲٍ ﻭَﺍﺣِﺪَﺓٍ ﻭَﺧَﻠَﻖَ ﻣِﻨْﻬَﺎ ﺯَﻭْﺟَﻬَﺎ ﻭَﺑَﺚَّ ﻣِﻨْﻬُﻤَﺎ ﺭِﺟَﺎﻻً ﻛَﺜِﻴْﺮًﺍ ﻭَﻧِﺴَﺂﺀً ﻭَﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﺗَﺴَﺂﺀَﻟُﻮْﻥَ ﺑِﻪِ ﻭَﺍْﻷَﺭْﺣَﺎﻡَ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻛَﺎﻥَ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺭَﻗِﻴْﺒًYaa ayyuhannaasut taquuw rabbakumullazhiy khalaqakum min nafsiwwaahidatiw wa khalaqa minhaa zawjahaa wa bastyam minhumaa rijaalan kasthiyraw wa nisaa-'aa wat-taqullaahal-la dzhiy tasaa-aluuna bihii wal arhaam innallaaha kaana alaykum raqiybaa.QS. An-Nisaa’ 1ﻳَﺎﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺀَﺍﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﻭَﻗُﻮْﻟُﻮْﺍ ﻗَﻮْﻻً ﺳَﺪِﻳْﺪًﺍ. ﻳُﺼْﻠِﺢْ ﻟَﻜُﻢْ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟَﻜُﻢْ ﻭَﻳَﻐْﻔِﺮْ ﻟَﻜُﻢْ ﺫُﻧُﻮْﺑَﻜُﻢْ ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﻄِﻊِ ﺍﻟﻠﻪَ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟَﻪُ ﻓَﻘَﺪْ ﻓَﺎﺯَ ﻓَﻮْﺯًﺍ ﻋَﻈِﻴْﻤًﺎ. Ya ayyuhalladziina 'amanuu ittaquullaha waquuwluu qawlan sadiiydan. Yuslih lakum a'malukum wayaghfirlakum dzunuuwbakum waman yuti'i-llaha warosuulahu faqod faza fawzan 'adzhiiyma.QS. Al-Ahzaab 70-71ﺃَﻣَّﺎ ﺑَﻌْﺪُ؛ ﻓَﺈِﻥَّ ﺃَﺻْﺪَﻕَ ﺍﻟْﺤَﺪِﻳْﺚِ ﻛِﺘَﺎﺏُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺧَﻴْﺮَ ﺍﻟْﻬَﺪﻱِ ﻫَﺪْﻱُ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﺻَﻞَّ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ، ﻭَﺷَﺮَّ ﺍﻷُﻣُﻮْﺭِ ﻣُﺤَﺪَﺛَﺎﺗُﻬَﺎ، ﻭَﻛُﻞَّ ﻣُﺤْﺪَﺛَﺔٍ ﺑِﺪْﻋَﺔٌ ﻭَﻛُﻞَّ ﺑِﺪْﻋَﺔٍ ﺿَﻼَﻟﺔٍ ﻭَﻛُﻞَّ ﺿَﻼَﻟَﺔٍ ﻓِﻲ ba'du, Fa inna asdaqol hadiitsi kitaabulloohi wakhoirul hadyii hadyu muhammadin shallallahu 'alaihi wa sallam, wasyarrull umuuri muh da tsaa tuhaa wakulla muh da tsaatin bid'ah wakullah bid'tin dholaalalah, wakullah dhaalaatin fiyn segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala Yang kita memuji-Nya, kita memohon pertolongan dan pengampunan dari-Nya, yang kita memohon dari kejelekan jiwa-jiwa kami dan keburukan amal-amal kami. Saya bersaksi bahwasanya tiada Ilah yang Haq untuk di sembah melainkan Ia Subhanahu wa Ta’ala dan tiada sekutu bagi-Nya serta Muhammad Shallallahu alaihi wa salam adalah utusan Allah Subhanahu wa ta’ala".“Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan islam”.QS. Ali 'Imran 102.“Wahai sekalian manusia bertakwalah kepada Tuhanmu yang menciptakanmu dari satu jiwa dan menciptakan dari satu jiwa ini pasangannya dan memperkembangbiakkan dari keduanya kaum lelaki yang banyak dan kaum wanita. Maka bertaqwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan peliharalah hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah senantiasa menjaga dan mengawasimu”.QS. An-Nisaa’ 1.“Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar niscaya Ia akan memperbaiki untuk kalian amal-amal kalian, dan akan mengampuni dosa-dosa kalian, dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya maka baginya kemenangan yang besar”.QS. Al-Ahzaab 70-71."Adapun selanjutnya sebaik baik perkataan adalah kitabullah Al Qur'an, sebaik baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam as sunnah hati-hatilah kalian dengan perkara baru, karena setiap perkara baru adalah bid'ah, dan setiap bid'ah adalah kesesatan dan setiap kesesatan tempatnya di neraka". Pembaca Rahimakumullah, melalui Blog Pembuka Pintu Hidayah ini saya ingin ikut serta di dalam menyebarkan dakwah salaf Ahlussunnah wal Jama’ah. Semoga usaha yang kecil ini mendapatkan balasan yang besar dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan Semoga kami digolongkan ke dalam makna hadits Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam, الدال على الخير كفاعله “Orang yang menunjukkan kepada kebaikan maka akan mendapatkan pahala seperti pelaku kebaikan tersebut.” Subhanakallahumma wabihamdika asyhadualla ilahailla anta astagfiruka wa’atubu ilaikHR. Tirmidzi, Shahih.Artinya“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu”. "Pembuka Pintu Hidayah" ┊ ┊ ┊ ┊ ┊ 🌼 ┊ 🌿 🌼 *🌿🌼 KELUARGA CINTA 🌼🌿* *SUNNAH 2* _*🍃✿ بــــــــارك اللـــه فيكـــم ✿🍃*_ * ゜ ゚. * ゜ ゚. * ゜ ゚. * ゜ ゚. * āmanūءَامَنُوا۟ believe [d]! ittaqū ٱتَّقُوا۟ Fear l-laha ٱللَّهَ Allah ḥaqqa حَقَّ (as is His) right tuqātihi تُقَاتِهِۦ (that) He (should) be feared walā وَلَا and (do) not tamūtunna تَمُوتُنَّ die illā إِلَّا except wa-antum وَأَنتُم [while you] mus'limūna مُّسْلِمُونَ (as) Muslims Oleh Mushlihin, PRM Takerharjo Solokuro Lamongan Alhamdulillah alladzi an’amanah binikmatil iman wal islam wa akramana bikhilafatihi min jamiil alam. Asyhadu an laa ilaha illallah wahdahu la syarikalahu. Wa asyhadu anna muhammadan abduhu warasuuluhu. Allahumma salli wasallim wabarik ala nabiyina muhammadin wa ala alihi wa ashabihi wa man tabiahum ila yaumiddin. Wabakdu. Qola allahu taala fil quranil azim. Ya ayyuha alladzina amanu ittaqullahi haqqa tuqotihi wala tamutunna illa wa antum muslimun. یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوۤا۟ إِذَا نُودِیَ لِلصَّلَوٰةِ مِن یَوۡمِ ٱلۡجُمُعَةِ فَٱسۡعَوۡا۟ إِلَىٰ ذِكۡرِ ٱللَّهِ وَذَرُوا۟ ٱلۡبَیۡعَۚ ذَ ٰ⁠لِكُمۡ خَیۡرࣱ لَّكُمۡ إِن كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah, Marilah kita saling berwasiat untuk meningkatkan iman dan takwa kapanpun dan di manapun dengan sebenar-benarnya. Jangan sekali-kali sampai mati dalam keadaan kafir alias tak beragama Islam. Orang kafir tempatnya di neraka jahanam. Siapa pun yang masuk ke dalamnya pasti hancur lebur. Sebaliknya orang mukmin adalah sebaik-baik makhluk dan tempatnya di surga bahagia selamanya. Orang beriman punya kewajiban, jika mendengar azan harus dijawab dan segera mendirikan sholat. Allah berfirman, “ Wahai orang-orang yang beriman apabila diseru untuk melaksanakan salat pada hari Jumat maka segeralah mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui” QS. Al Jumah;9. Lalu jika tidak mau melaksanakannya akan dilaknat, apalagi meninggalkan salat jumat 3x berturut-turut maka akan dicap sebagai orang munafik Orang munafik tempat tinggalnya di dasar neraka. Baca juga MUI Sholat Jumat Daring tidak Sah Maka, sungguh beruntung kita yang pada hari ini bisa mendirikan jumatan sesuai ketentuan syariat. Adapun ketentuannya yaitu sebagai berikut. Pertama, mandi, yaitu mencuci tangan, cuci kemaluan, wudu, keramas, menyiram air ke badan mulai dari kanan lalu kiri sampai kaki. Kedua, memakai wangi-wangian jika punya. Ketiga, memakai pakaian yang paling bagus, tetapi tidak boleh meninggalkan jumatan karena tidak memiliki pakaian baru. Keempat, keluar rumah langsung ke masjid dan tak lupa berdoa “Ya Allah jadikanlah cahaya dalam hatiku, penglihatanku, pendengaranku, sebelah kanan dan kiriku, atas dan bawahku, depan dan belakangku dan jadikanlah aku bercahaya”. HR Bukhari sumber Suara Muhammadiyah
PengertianKata Antum. Arti Antum. Contoh Penulisan Antum dalam Al-Qur'an dan Hadits. Contoh dalam Al-Qur'an. Contoh dalam Hadits: Penggunaan Antum dalam Keseharian. Ketika Mengobrol dengan Sesama Pemeluk Islam. Ketika Berpidato dengan Konteks atau Tema Islam. Sapaan untuk Laki-Laki.
“FALAA TAMUUTUNNA ILLAA WA ANTUM MUSLIMUUN”; MENEGASKAN KEMBALI IDENTITAS KEISLAMAN KITA ________ RISALAH IEDUL ADHHA 1439 H. Bersama Romly Qomaruddien, MA. Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Laa Ilaaha Illallaah, Wallaahu Akbar, Allaahu Akbar, Walillaahilhamd Ikhwaani fied diin a’azzakumullaah … Kita berkumpul di pagi yang cerah ini; diiringi sinar mentari dan disaksikan cahaya siang, seakan semua menjadi saksi betapa rendah dan hinanya kita di hadapan Pencipta yang Maha agung dan Maha perkasa. Patut disyukuri, atas kasih dan sayangnya Alloh azza wa jalla pula sampai saat ini kita semua berada dalam nikmat Iman, Islam dan Ihsan, yaitu kenikmatan hidup di bawah lindungan anugerah Alloh dengan bimbingan kehaniefan ajaranNya. Namun demikian, kenikmatan tersebut; damai dan sejahteranya kita di hari ini, bukanlah sesuatu yang bersifat spontanitas tanpa proses, melainkan proses panjang mengarungi samudera nan luas dengan segala tantangan dan rintangannya sehingga membutuhkan perjuangan dan pengorbanan. Perjuangan dan pengorbanan inilah sebagai bukti konkret yang diwariskan generasi pendahulu para nabi dan hawariyun-nya dalam mengantarkan Al-Islaam kepada kita. Oleh karenanya, marilah kita pandai mendulang hikmah dan belajar dari kejadian masa silam untuk sama-sama kita terapkan dalam kehidupan sekarang ini. Fa’tabiruu yaa ulil abshaar. Alloh azza wa jalla berfirman “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran [ibrah] bagi orang-orang yang memiliki akal pikiran” Yusuf/12 111 Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Laa Ilaaha Illallaah, Allaahu Akbar, Walillaahilhamd Saudara-saudara kaum Muslimien a’azzakumullaah Bulan Dzulhijjah, yang di dalamnya penuh dengan nuansa ibadah; dari amalan awwal bulan, shaum arafah, shalat iedul adhha, udhhiyyah dan manasik haji mengingatkan kita semua kepada sosok piawai yang patut kita jadikan teladan, karena hakikatnya apa yang kita lakukan hari ini sebagai sunnah Rasulullah shalallaahu alaihi wasallam merupakan ajaran millah sebelumnya, yaitu sunnah Ibrahim alaihis salaam dengan ajarannya al-hanifiyyah as-samhah, yaitu agama yang lurus dan lapang. Ibnu Katsier dalam Sa’id Hawwa, Al-Asaas fiet Tafsier, 1989 8, 3605. Walaupun demikian, kalangan Orientalis Barat yang phobia terhadap Islam semisal Gibb menuduhnya bahwa Muhammad sebagai pengecat agama atas tradisi bangsa Arab. Menurut Al-Buthy, ini merupakan tuduhan tak berdasar. Sa’ied Ramadhan al-Buthy, Sierah Nabawiyyah, 1990 1, 35. Sampainya ajaran tauhied kepada kita merupakan bukti keberhasilan sang pembawa ajaran, yaitu pemimpin yang memiliki keperibadian yang kuat dan karakter yang prima, sebagaimana Alloh gambarkan dalam ayat berikut “Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang pemimpin yang dapat dijadikan teladan lagi patuh pada Alloh dan hanief, sekali-sekali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Alloh, selalu mensyukuri nikmat-nikmat Alloh. Alloh telah memilihnya dan menunjukkinya ke jalan yang lurus” QS. An-Nahl/16 120-121. Demikianlah nabiyullah Ibrahim alaihis salaam, yang dengan segala kebesaran dan kwalitas peribadinya bukanlah sekedar menjadikan dirinya terangkat sebagai kekasih Alloh [khalielullaah] dan bapak para nabi [abul anbiyaa], melainkan nama Ibrahim senantiasa disejajarkan dengan nama Muhammad shalallaahu alaihi wasallam dalam shalawatnya. Muslim, 1992 1, 191. Sementara kalangan ahlul kitab [Yahudi dan Nashrani] masa itu, telah mengklaim dan Ge-eR atas kebesaran nabiyullah Ibrahim dengan mengatakan bahwa dirinya seorang Yahudi atau Nashrani. [ Alu Imran/3 66], sehingga Alloh menjawab dalam ayatNya “Bukanlah Ibrahim itu seorang Yahudi dan bukan pula seorang Nashrani, akan tetapi dia seorang yang hanief/ lurus lagi berserah diri kepada Alloh, dan sekali-kali dia bukanlah dari golongan orang-orang musyrik” Alu Imran/3 67. Ayat tersebut turun, menurut Ibnu Abbas radhiyallaahu anh berkenaan dengan berbantah-bantahannya dua orang pendeta [Yahudi dan Nashrani] Najran yang saling berebut claim akan kedudukkan nabiyullah Ibrahim. Muhammad Ali as-Shabuny, Shafwatut Tafaasier, tp. tahun 1, 207. Terlepas dari pertentangan mereka, semua sepakat bahwa Ibrahim tercatat sebagai orang bersih yang menyebabkan Alloh turunkan barakahNya kepada ummat sesudahnya. Segala harapan dan cita-cita serta do’anya dikabulkan Rabbul Aalamien, di antaranya Negeri Mekkah menjadi negeri yang aman, tentram dan penuh limpahan keberkahan. Bangunannya berupa ka’bah, tetap tegak menjadi perhatian ummat manusia sedunia. Anak keturunannya, menjadi orang-orang shalih, bahkan menjadi nabi-nabi pemimpin ummat manusia. Jejak langkah peribadatannya dijadikan anutan bagi generasi yang datang kemudian hingga akhir zaman. Prosesi perjalanan hidupnya menjadi tuntunan ibadah yang utama dalam manasik haji dan lain-lainnya. Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Laa Ilaaha Illallaah, Wallaahu Akbar, Allaahu Akbar, Walillaahilhamd Saudara-saudara kaum Muslimien a’azzakumullaah Merupakan sunnatullah, sebuah perjuangan dakwah senantiasa dihiasi ujian dan rintangan yang menghalangi keberhasilannya, termasuk menegakkan kalimat tauhied yang menjadi landasan aqidah dan ketundukkan serta kepasrahan terhadap Alloh semata sebagai identitas semenjak zaman para nabi terdahulu hingga sekarang ini dan akhir zaman. Oleh karenanya, semata-mata Alloh tidak akan bertanya tentang sebuah hasil dari kerja dakwah kita, melainkan Alloh bertanya tentang sebuah proses usaha dari amal dakwah kita selama ini dan Itulah fungsinya dakwah. Karenanya, sangatlah wajar apabila seorang Syaikh Muhammad Rasyid Ridha [ulama pembaharu Mesir] mengatakan “Laa Islaama illa bid da’wah, wa laa da’wata illaa bil hujjah, wa laa hujjata ma’a baqaait taqlied”. Untaian kalimat indah ini, sering kali dipetik oleh bapak-bapak Muslim kita [tokoh-tokoh Masyumi khususnya] yang apabila diartikan kurang lebih seperti ini “Islam tidak akan berdiri tegak kecuali dengan dakwah, dakwah pun tidak akan berdiri kokoh kecuali dengan hujjah dan hujjah pun akan sia-sia kalau ummatnya masih taqlid ngak mau berubah”. Lebih dari itu, dalam kondisi apa pun dakwah wajib ditegakkan, bahkan Rasulullah menyebut al-amru bil ma’ruuf wan nahyu anil munkar dan memberikan kedamaian kepada keluarga [tasliemuka alaa ahlika] sebagai tanda Islamnya seseorang setelah beliau merincikan rukun Islam yang lima. Khalid Abdurrahman al-Ak, Shafwatul Bayaan Li Ma’aanil Qur’aan, 1994 64. Dalam konteks gerakan dakwah, Syaikh Ali Abdul Halim Mahmud [ulama Al-Azhar Mesir] menegaskan “Al-amru bil ma’ruf dan an-nahyu anil munkar merupakan langkah penting dalam manhaj Islam untuk kehidupan. Manhaj Islam tidak akan tegak kecuali ummat menjadikannya aktivitas pokok dalam gerakannya”. Lihat Ma’al Aqiedah wal Harakah wal Manhaj Fie Khairi Ummah Ukhrijat Lin Naas, 1992 167. Kembali kepada Sierah Jihad Ibrahim dan keluarga besarnya, perjalanan tauhied tidak lepas dari gangguan gerakan perusak [destruktif, haddaamah] yang menebarkan fitnah melancarkan perang urat syaraf [ghazwul fikri] dengan berbagai strateginya; mulai dari perang ideologi, perang intelektual, perang istilah, perang media, sampai perang identitas yang mampu meluluh lantahkan tatanan ekolisosbudhankam suatu bangsa yang bermartabat sekalipun. Dengan ghazwul fikri, identitas Islam menjadi tidak jelas, maknanya kabur dan bias. Munculnya istilah-istilah dengan pengkotak-kotakkan Islam menjadi bukti hakiki betapa masifnya gerakan ini [di antaranya dimunculkannya benturan Islam Konservatif-Islam Progressif, Islam Puritan-Islam Toleran, Islam Fundamental-Islam Liberal, Islam Radikal-Islam Humanis, Islam Garis Keras-Islam Garis Lembut, Islam Intoleran-Islam Ramah Lingkungan, Islam Madzhab Cinta-Islam Amarah, Islam Tuhan-Islam Manusia dan Islam-Islam lainnya. Dan akhirnya muncullah istilah paling teranyar; “Islam Jalan Tengah” dan “Islam Benang Merah” dengan tafsiran masing-masing kepentingannya. Hal ini mengingatkan kita akan propaganda berhalaisme [watsaniyah] yang pernah digulirkan melalui dalang intelektualnya Amr bin Luhay bin Qam’ah bin Khandaf [nenek moyang Bani Khuza’ah] bersama kamerad-kamerad-nya berhasil mengelabui penganut ajaran Ibrahim untuk kembali kepada ajaran jahiliyyah. Komitmen untuk menyebarkan ajaran sesatnya dibuktikan dengan penuh semangat, kerja keras sehingga berhasil membawa berhala hubbal yang diminta dari negeri Syam dan dibawa ke Mekkah untuk dilestarikan sebagai ta’abbudi. Menurut Al-Maraghi menukil Ibnu Jarier dari Abu Hurairah radhiyallaahu anh bahwa Amr bin Luhay adalah orang yang pertama kali merusak agama Ismail; menggunting telinga unta dan mengeramatkan kambing atas nama kearifan lokal [local wisdom] tentunya. Karena sikap nativisme-nya itu, maka diperlihatkan pada Rasulullah bahwa Amr bin Luhay menyeret perutnya di neraka. Lihat Al-Buthy, 1990 1, 29. Lihat pula KH. E. Abdurrahman, Renungan Tarikh, 1993 308. Gerakan mereka mendapatkan dukungan hingga menjadi gerakan mapan [establish] yang mampu melibas gerakan hanief. Banyaknya dukungan itu, tidak sekedar membahayakan secara kwantitas, melainkan secara kwalitas pula sedikit demi sedikit menggeser nilai-nilai ketauhidan penganutnya sehingga terjadilah perubahan [tahrief] dan percampuran [iltibaas, mixing]; dari ajaran satu Tuhan [monotheisme] menjadi banyak Tuhan [polytheisme], dari tauhied menjadi syirik dan dari ajaran samawi menjadi ideologi iblis [diabolisme]. Dua atau banyak ajaran yang bertolak belakang dipaksa berbaur menjadi satu sehingga terjadinya “satu selera satu rasa”. Itulah sinkretisme ajaran-ajaran, penyatuan agama-agama [wihdatul adyaan, pluralisme agama] seperti halnya munculnya fenomena Komunitas Millah Abraham di negeri ini atau pun Abrahamic Faith di negara-negara Barat. Para ahli sierah mencatat, bahwa Bani Kinanah dan suku Quraisy sejak dulu telah mempopulerkan talbiyyah jahiliyyah-nya sebagai berikut “Aku sambut seruanMu ya Alloh, aku sambut seruanMu, tiada sekutu kecuali sekutu yang memang [pantas] bagiMu, yang Engkau dan dia miliki …”. Setelah talbiyyah ini, mereka membaca talbiyyah yang men-tauhidkanNya dan memasuki ka’bah dengan membawa berhala-berhala mereka. Al-Buthy, 1990 31. Dalam kondisi seperti inilah, sangat diharapkan munculnya tokoh-tokoh kritis seperti pemuda Ibrahim dengan membawakan missi utama untuk kembali ke pangkuan tauhied, yaitu kembali kepada orisinalitas ajaran agama sebagai identitas manusia ber-Tuhan. Oleh karenanya, bentuk perubahan apa pun [Reformation atau Revolution] tanpa dilandasi aqiedah yang kuat, cepat atau lambat menjadi hancur dan sia-sia belaka. Inilah sepenggal kisah sejarah, dialog pemuda Ibrahim dengan ayahandanya Azar yang melibatkan masyarakat dan penguasanya untuk mengajak mereka kembali ke jalan yang benar. Ibrahim berkata kepada ayahanda dan ummatnya ” … Berhala-berhala apakah ini yang kalian tekun beribadah kepadanya?”. Mereka menjawab “Kami mendapatkan bapak-bapak kami menyembahnya”. Ibrahim berkata “Sesungguhnya kamu dan nenek moyang kamu berada dalam kesesatan yang nyata”. Mereka menjawab “Apakah kamu Ibrahim, datang kepada kami dengan sungguh-sungguh ataukah kamu termasuk orang yang bermain-main?” Ibrahim berkata “Sebenarnya, Tuhan kamu adalah Tuhan pencipta langit dan bumi, dan aku termasuk orang-orang yang dapat memberikan bukti atas yang demikian itu. Demi Alloh, sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu setelah kalian pergi meninggalkannya” Maka Ibrahim pun membuat berhala-berhala itu hancur berkeping-keping, kecuali berhala induknya. Mereka pun mulai bertanya “Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami?, sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang aniaya”. Mereka pun menyebutkan “Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim” Mereka menegaskannya “Kalau demikian, bawalah dia dengan cara yang dapat dilihat orang banyak, agar mereka dapat menyaksikan”. Mereka bertanya “Apakah kamu yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami wahai Ibrahim?”. Ibrahim pun menjawab “sebenarnya berhala yang besar itulah yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara”. Mereka telah kembali kepada kesadarannya, lalu berkata “Sesungguhnya kalian adalah orang-orang yang menganiaya diri sendiri”. Kemudian kepala mereka tertunduk, lalu berkata “Sesungguhnya kamu hai Ibrahim telah mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara”. Ibrahim menjawab “Maka mengapakah kalian menyembah kepada selain Alloh, yang sesuatu tidak dapat memberi manfaat sedikit pun dan tidak pula memberi madharat kepada kalian. Celakalah kalian, mengapa kalian menyembah sesuatu selain Alloh? Apakah kalian tidak berakal?” Demikianlah Alloh paparkan dalam bentangan ayatNya Al-Anbiya/ 21 52 – 57. Saudara-saudara kaum Muslimin a’azzakumullaah Itulah penggalan episode tentang kekritisan pemuda Ibrahim dalam menepis logika-logika sesat dan gagal fikir yang dituduhkan padanya, telah mampu dia jawab dengan cerdas dan ilmiah sehingga membuat murka Raja Namrudz dan jajaran kabinetnya. Kekalahan kekuatan logika Namrudz, tidak berarti sikap arogannya menjadi berkurang. Dengan menyembunyikan rasa malu dia pun mengeluarkan jurus barunya, yaitu “logika kekuatan”. Mereka pun menyeru ” … Bakarlah dia [Ibrahim], dan bantulah tuhan-tuhan kalian, jika kalian benar-benar akan melakukan tindakan”. Sepadan dengan amal jihadnya yang gigih, penuh dengan optimisme, peristiwa aneh kembali terjadi yang mengagetkan orang-orang musyrik itu dan sekaligus membuat mereka semakin geram dikarenakan kobaran api yang diharapkan dapat melumatkan jasadnya tak mampu membakar dan melukai kulitnya, bahkan rambutnya sekalipun. Dengan kekuasaanNya, Yang Maha agung menolong pembela ajaran agamanya dengan cara yang tidak mungkin manusia dapat melakukannya. Alloh azza wa jalla menyerukan pada api “Wahai api, menjadi dinginlah! … dan keselamatan bagi Ibrahim”. Lihat Al-Anbiya/ 21 68 – 69. Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Laa Ilaaha Illallaah, Wallaahu Akbar, Allaahu Akbar, Walillaahilhamd Saudara-saudara kaum Muslimin A’azzakumullaah Di sisi lain, militansi Ibrahim tidak cukup dinilai sosok tegar yang berkobar-kobar, sosok kritis yang berapi-rapi, dia pun seorang sosok yang berair-air, yaitu figur seorang bapak yang dapat membawa kesejukkan, kelembutan serta memberikan nasihat yang bijak sehingga kaderisasi tetap berjalan dan dapat melahirkan generasi-generasi unggulan yang diharapkan melanjutkan estafeta perjuangan dalam menegakkan da’wah ilallaah mengajak manusia ke jalan Islam. Lihat Al-Baqarah/ 2 132. Keberhasilan dakwahnya, tidak dapat dilepaskan dari dukungan para hawariyun, yakni anak-anaknya sendiri [Ismail dan Ishaq alaihimassalaam] yang mendapatkan sokongan para ibunda mereka Sayyidah Sarah dan Sayyidah Hajar serta anak cucunya yang setia mengibarkan panji tauhied sampai kemunculan Nabi akhir zaman Rasululloh Muhammad shalallaahu alaihi wasallam. Lihat Al-Baqarah/ 2 133 dan Alu Imran/ 3 68. Hal ini merupakan cerminan sebuah Gerakan Da’wah yang baik, adalah gerakan yang mendapatkan dukungan dari dalam dan mengakar dalam pengkaderan sehingga mampu melahirkan kesinambungan gerakan [ittishaalul haraky] yang berjalin dan berkelindan, saling mengisi dan melengkapi demi kokohnya bangunan nubuwwah. Rasululloh shalallaahu alaihi wasallam menuturkan “Perumpamaanku dengan para nabi sebelumku laksana seseorang yang tengah membangun sebuah gedung, lalu ia memperindah dan memperelok bangunan tersebut, kecuali satu tempat batu bata di salah satu pojoknya. Ketika orang-orang mengitarinya dengan penuh kagum, mereka pun berkomentar alangkah indahnya batu bata itu apabila diletakkan pada tempatnya. Akulah batu bata itu dan aku penutup para nabi” Bukhari dan Muslim dalam Musthafa Muhammad Amarah, Jawaahirul Bukhaari wa Syarhul Qasthalani, hlm. 213. Kesinambungan itu, merupakan buah yang dipetik dari rangkaian do’a Ibrahim alaihis salaam dalam memohon pada Alloh Jalla wa Alaa agar kiranya Alloh jadikan mereka, keluarga dan keturunannya menjadi orang-orang yang berserah diri kepadaNya, serta hidup di bawah aturan dan naungan maghfirahNya. Lihat Al-Baqarah/2 128. Maka Alloh pun mengabulkan permohonannya, berupa diutusnya seorang Rasul yang dapat menjalankan trifungsi kenabian; yakni memaparkan ayat-ayatNya [tilaawah], mengikis nilai-nilai jahiliyyah dengan pensucian jiwa [tazkiyah] dan mengajarkan mereka dengan bimbingan kitabullah dan hikmah/ sunnah [ta’liem]. Lihat Al-Baqarah/2 129, Alu Imran/3 164 dan Al-Jumu’ah/62 2. Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Laa Ilaaha Ilallaah, Wallaahu Akbar, Allaahu Akbar, Walillaahilhamd Saudara-saudara kaum Muslimin a’azzakumullaah Perjuangan nabiyullaah Ibrahim dan para pengikutnya memberikan dampak yang sangat berarti [atsar] bagi jalan juang berikutnya, di mana Rasulullah shalallaahu alaihi wasallam dengan penuh kesungguhan pula telah menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya dan mampu mengembalikan kevacuman aqiedah kepada pangkuan ajaran yang hanief, yakni Al-Islaam, karena pada dasarnya agama para nabi terdahulu adalah sama. Itulah rahasianya, mengapa Alloh Jalla wa Alaa menyebut para penganutnya dengan sebutan Al-Muslimien dan sangat mewanti-wantikan agar kita tidak mengakhiri hidup ini, melainkan dalam keadaan berserah diri. Falaa tamuutunna illaa wa antum muslimuun Lihat Al-Hajj/22 78 dan Al-Baqarah/2 132. Bahkan penamaan ini, menurut para mufassir telah tercamtum dalam kitab-kitab sebelum Al-Qur’an. Marwan Suwar, Mukhtashar at-Thabary, 1991 341. Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Laa Ilaaha Illallaah, Wallaahu Akbar, Allaahu Akbar, Walillaahilhamd Saudara-saudara kaum Muslimin a’azzakumullaah Dengan melihat kembali kepada bentangan ayat-ayat sejarah, juga diingatkan kembali dengan peristiwa demi peristiwa bulan mulia Dzulhijjah, semoga Alloh yang Maha gagah dan Maha perkasa semakin mengokohkan iman kita untuk diberikan kemampuan meluruskan dan meneguhkan hati kita dalam memegang teguh agamaNya, serta diberikan kemampuan untuk mengambil keteladanan sierah jihad Ibrahim dalam rangka merefleksikan kemenangan aqiedah dan mempertegas kembali identitas ke-Islaman kita. Aamiin ... _________ Penulis adalah Anggota Dewan Hisbah PP. Persatuan Islam Komisi Aqidah, Anggota Fatwa MIUMI Pusat Perwakilan Jawa Barat, Wakil Sekretaris KDK MUI Pusat, Ketua Bidang Ghazwul Fikri & Harakah Haddaamah Pusat Kajian Dewan Da’wah dan Ketua Prodi KPI STAIPI-UBA Jakarta Walataronnamtu fi sholati Wala ruku'i wala sujudi "Dan tidaklah aku beribadah hanya melalui sholatku, ruku'ku maupun sujudku saja." Tsummash-sholatu 'ala nabiyyina wa alihir-rukka'is-sujudi "Kami akhiri dengan sholawat pada Nabi Kami, dan keluarganya yang selalu ruku' dan bersujud." Wala Tamutunna Illa Wa Antum MuslimunWala tamutunna illa wa antum muslimun merupakan penggalan dari surat Ali Imran ayat 102. Lebih lengkapnya adalah, "Yaa ayyuhallażiina aamanuttaqullaaha haqqa tuqaatihi wa laa tamutunna illaa wa antum muslimun". Sedikit penjelasan tentang surat Ali 'Imran, surat Ali 'Imran merupakan surat Madaniyah ayat-ayat Al-Qur'an yang diturunkan kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam di kota Madinah setelah peristiwa hijrah. Surat Ali 'Imran terdiri dari 200 ayat pada Juz 3 ayat 1-91 dan Juz 4 ayat 92-200.Dinamakan Ali 'Imran karena memuat kisah keluarga Imran yang di dalam kisah itu disebutkan kelahiran Nabi Isa, persamaan kejadiannya dengan Nabi Adam, kenabian dan beberapa mukjizatnya, serta disebutkan pula kelahiran Maryam binti Imran. Surat Al-Baqarah dan surat Ali 'Imran ini dinamakan Az-Zahrawan Dua Yang Cemerlang, karena kedua surat ini menyingkap hal-hal yang menurut Al-Qur'an disembunyikan oleh para Ahli Kitab, seperti kejadian kelahiran Nabi Isa dan kedatangan Nabi Muhammad. Pada ayat 7 terdapat keterangan tentang "Pedoman Cara Memahami isi Al-Kitab."Wala tamutunna illa wa antum muslimun artinya "dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam." Sedangkan surat Ali Imran ayat 105 membahas supaya kamu memperoleh keimanan yang kuat dan tidak goyah ketika terjadi cobaan, maka wahai orang-orang yang beriman! bertakwalah kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala sebenar-benar takwa kepada-Nya sesuai kebesaran, keagungan, dan kasih sayang-Nya kepada kamu. Bukti ketakwaan tersebut adalah menaati Allah Subhaanahu wa Ta'aala dan tidak sekali pun durhaka, mengingat-Nya dan tidak sesaat pun melupakan-Nya, serta mensyukuri nikmat-Nya tanpa sekali pun dan sekecil apa pun mengingkarinya sampai batas akhir kemampuan kamu, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim, berserah diri kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala dengan tetap memeluk agama yang diridhai, yaitu tidak seorang pun mengetahui kapan datangnya kematian, maka berusahalah sekuat tenaga untuk selalu berada di jalan Allah Subhaanahu wa Ta'aala, karena Allah Subhaanahu wa Ta'aala akan menganugerahi hamba sesuai usaha yang dilakukannya. Pada ayat ini Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan kaum mukmin menjaga persatuan dan kesatuan. Dan berpegang teguhlah serta berusahalah sekuat tenaga agar kamu semuanya bantu-membantu untuk menyatu pada tali agama Allah Subhaanahu wa Ta'aala agar kamu tidak tergelincir dari agama tersebut. Dan janganlah kamu bercerai-berai, saling bermusuhan dan mendengki, karena semua itu akan menjadikan kamu lemah dan mudah Tamutunna Illa Wa Antum Muslimun Arab dan ArtinyaWala tamutunna illa wa antum muslimun merupakan penggalan dari surat Ali Imran ayat 102. Berikut ini adalah surat Ali Imran ayat 102 arab dan artinyaيَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَLatin Yaa ayyuhallażiina aamanuttaqullaaha haqqa tuqaatihi wa laa tamutunna illaa wa antum muslimun QS. Ali Imran105Artinya Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. QS. Ali Imran105Tafsir Surat Ali Imran Ayat 105 Menurut Al-Muyassar/Kementerian Agama Saudi Arabia105. Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan melaksanakan syariat-Nya, takutlah kalian kepada Allah dengan sebenar-benarnya, yaitu dengan cara menaati-Nya dan tidak bermaksiat kepada-Nya, mesyukuri-Nya dan tidak mengingkari nikmat-Nya, serta mengingat-ingat-Nya dan tidak melupakan-Nya. Dan teruslah kalian berpegang teguh dengan keislaman kalian hingga akhir hayat kalian, supaya kalian menjumpai Allah, sedang kalian dalam keadaan penjelasan mengenai Wala tamutunna illa wa antum muslimun yang ternyata merupakan penggalan dari surat Ali Imran ayat 105. Sekian penjelasan kali ini, semoga bermanfaat. KHUTBAHUDHHIYYAH RISÂLAH 'IEDUL ADHHA 1440 H. FALÂ TAMÛTUNNA ILLÂ WA ANTUM MUSLIMÛN; MENEGASKAN KEMBALI IDENTITAS KEISLAMAN KITA Bersama: Teten Romly Qomaruddien Allâhu Akbar, Allâhu Akbar, Lâ Ilâha Illallâh, Wallâhu Akbar, Allâhu Akbar, Walillâhilhamd Ikhwânie fid dîn a'azzakumullâh Kita berkumpul di pagi yang cerah ini; diiringi sinar mentari dan disaksikan cahaya siang
Dalam setiap khutbah-khutbah Jum’at, kita selalu diingatkan oleh sang Khatib, “ittaqullah, ittaqullah, ittaqullaha haqqa tuqatih.” Bertaqwalah kamu, bertaqwalah kamu, dan bertaqwalah kamu dengan sebenar-benar taqwa. Ya ayyuhalladzina amanu ittaqu Allaha haqqa tuqatih, wa la tamutunna illa wa antum muslimun. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa kepada-Nya. Dan janganlah sekali-kali kamu mati, melainkan dalam keadaan beragama Islam 3102. Demikianlah seruan taqwa yang selalu dan selalu kita dengarkan. Definisi takwa yang mudah, yang populer, dan yang sudah seringkali kita dengar adalah “menunaikan segala yang diperintahkan dan menjauhi segala yang diharamkan Allah”. Sedangkan pengertian sebenar-benar takwa, artinya adalah menjadikan Allah ditaati, tidak disanggah, diingat, tidak pernah dilupakan, disyukuri, tidak diingkari. “Tidak akan seorang hamba bertaqwa kepada Allah sebenar-sebenar taqwa sampai ia sadar bahwa apa yang menimpanya tidak akan meleset dari dia, dan apa yang luput dari dia memang tidak akan mengenainya”, demikian penjelasan Rasulullah. Adapun contoh tindakan taqwa yang benar-benar itu, seperti yang diceritakan oleh Ali ibn Abi Thalib dari Ibnu Abbas adalah berjihad di jalan Allah dengan sebenar-benar jihad, tidak dipengaruhi, demi Allah, oleh celaan tukang cela dan berdiri untuk Allah dengan sikap adil, walau terhadap diri sendiri, bapak maupun anak’. Dalam kehidupan keseharian kita, implementasi dari sebenar-benar taqwa bukanlah persoalan yang ringan. Bukan saja bagi kita sekarang ini, tetapi juga bagi para sahabat. Karenanya, mengenai turunnya ayat ini, Ibnu Zaid berkomentar, “sudah datang perkara yang sungguh sangat berat’; lalu para sahabat berkata, siapa yang tahu batasnya?, siapa yang bisa mencapainya?” karena itu, Allah kemudian menurunkan ayat yang lain, “Bertaqwalah kepada Allah sejauh kalian mampu” 6416. Fattaqu Allaha mastatha’tum was-ma’u wa athi’u wa anfiqu khairan li anfusikum, wa man yuqa syukhkha nafsihi fa ula’ika humul muflihun. Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta ta’atlah; dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung 64116. Dalam kaitan ini, Zamakhsyari, pengarang kitab tafsir al-Kasysyaf menyatakan bahwa perintah taqwa dalam ayat “ittaqullaha haqqa tuqatih”, sebenar-benar taqwa di atas sama sekali bukan jauh lebih berat dibandingkan dengan perintah taqwa dalam ayat bertaqwalah kamu sejauh kalian mampu’. Sebab, “fattaqu Allaha mastatha’tum”, berarti bertaqwalah sedemikian rupa, sehingga kamu tidak meninggalkan satu hal pun yang sebenarnya kamu mampu’. Jika kita kembali pada dasar-dasar pembebanan ajaran islam taklif, bahwa Allah tidak mungkin memberikan beban kepada umat manusia kecuali yang mampu dilakukannya. Maka pembebanan kewajiban taqwa “ittaqu Allaha haqqa tuqatih” pada dasarnya tidaklah melampaui kemampuan yang dimiliki oleh seorang manusia. Jika demikian maka ayat yang kedua, yang menyatakan kewajiban taqwa “fattaqu Allaha mastatha’tum”, bukanlah penghapus terhadap ayat sebelumnya, tetapi hanyalah penegasan terhadap maksud dan kandungannya. Artinya, antara kewajiban taqwa sebenar-benar taqwa dengan kewajiban taqwa sejauh kemampuan kita pada dasarnya adalah sama. Kewajiban taqwa kita kepada Allah SWT adalah sejauh kemampuan yang kita miliki. Manakala kita telah bertaqwa kepada Allah dengan segenap kesungguhan dan kemampuan kita, maka itulah taqwa yang sebenar-benar taqwa. Wallahu A’lam bish-shawab.

AllahSWT berfirman dalam surat Ali Imran ayat 102, "Ya ayyuhalladzina amanu, takullaha haqqa tuqathihi wala tamutunna illa wa antum muslimun". Kita harus senantiasa meningkatkan kualitas keimanan kita, memperbanyak ibadah, dan berusaha terus menerus mendekatkan diri kepada Allah SWT. khusnul khotimah dan husnul khotimah memiliki arti

Ilustrasi mengamalkan bacaan doa la haula wala quwwata illa billahil aliyiladzim. Foto. dok. cihatatceken Arab La Haula Wala Quwwata Illa Billahil Aliyil Adzim Lengkap Dengan ArtinyaIlustrasi tulisan Arab la haula wala quwwata illa bilahil aliyil adzim. Foto. dok. Rachid Oucharia حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِLaa haula wala quwwata illa billahArtinya Tidak ada daya dan tidak pula kekuatan kecuali karena عَبْدَ اللَّهِ بْنَ قَيْسٍ قُلْ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ . فَإِنَّهَا كَنْزٌ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِArtinya “Wahai Abdullah bin Qois, katakanlah laa hawla wa laa quwwata illa billah’, karena ia merupakan simpanan pahala berharga di surga.” HR. Bukhari, no. 7386Ilustrasi tulisan Arab la haula wala quwwata illa bilahil aliyil adzim. Foto. dok. Faseeh Fawaz
3posts published by Armansyah, M.Pd on April 6, 2015
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ آل عمران ١٠٢ yāayyuhāيَٰٓأَيُّهَاO youāmanūءَامَنُوا۟believe[d]!ḥaqqaحَقَّas is His righttuqātihiتُقَاتِهِۦthat He should be fearedwa-antumوَأَنتُم[while you]mus'limūnaمُّسْلِمُونَas MuslimsYaaa ayyuhal lazeena aamanut taqul laaha haqqa tuqaatihee wa laa tamoontunna illaa wa antum muslimoon ʾĀl ʿImrān 3102Sahih InternationalO you who have believed, fear Allah as He should be feared and do not die except as Muslims [in submission to Him]. Ali 'Imran [3] 1021 Mufti Taqi UsmaniO you who believe, fear Allah, as He should be feared, and let not yourself die save as Dr. Mustafa Khattab, the Clear Quran3 Ruwwad Translation Center4 A. J. Arberry5 Abdul Haleem6 Abdul Majid Daryabadi7 Abdullah Yusuf Ali8 Abul Ala Maududi9 Ahmed Ali10 Ahmed Raza Khan11 Ali Quli Qarai12 Ali Ünal13 Amatul Rahman Omar14 English Literal15 Faridul Haque16 Hamid S. Aziz17 Hilali & Khan18 Maulana Mohammad Ali19 Mohammad Habib Shakir20 Mohammed Marmaduke William Pickthall21 Muhammad Sarwar22 Qaribullah & Darwish23 Safi-ur-Rahman al-Mubarakpuri24 Wahiduddin Khan25 Talal Itani26 Tafsir jalalayn27 Tafseer Ibn Kathirالقرآن الكريم - آل عمران3 102Ali 'Imran 3102
Inilahyang dimaksud sebagai wa la tamutunna illa wa antum muslimun. Jangan kita meninggalkan dunia dalam keadaan tidak pasrah menjadi umat Islam. Kedua, kemarin kita memperingati Tahun Baru Hijriyah atau tahun 1442 Hijriyah. Makna memperingati hari Tahun Baru Hijriyah itu tidak sebagaimana dengan berakhirnya tahun baru Masehi dan memulai Tahun
وَمَن تَابَ وَعَمِلَ صَٰلِحًا فَإِنَّهُۥ يَتُوبُ إِلَى ٱللَّهِ مَتَابًا Arab-Latin Wa man tāba wa 'amila ṣāliḥan fa innahụ yatụbu ilallāhi matābāArtinya Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya. Al-Furqan 70 ✵ Al-Furqan 72 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangPelajaran Berharga Terkait Surat Al-Furqan Ayat 71 Paragraf di atas merupakan Surat Al-Furqan Ayat 71 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beraneka pelajaran berharga dari ayat ini. Terdokumentasikan beraneka penjelasan dari kalangan ahli ilmu terkait makna surat Al-Furqan ayat 71, di antaranya sebagaimana berikut📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia68-71. Dan juga orang-orang yang mengesakan Allah, dan tidak menyeru dan tidak menyembah sesembahan selainNya, dan mereka tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah untuk dibunuh kecuali dengan alasan yang membolehkan jiwa dibunuh, seperti kafir setelah beriman, atau berzina setelah menikah, atau membunuh jiwa secara zhalim. Dan mereka juga tidak berzina, dan bisa menjaga kemaluan mereka kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak perempuan yang mereka miliki. Barangsiapa melakukan sebagian dari dosa-dosa besar ini, niscaya akan menjumpai siksaan di akhirat kelak, siksaan dilipat gandakan baginya di akhirat, dan ia akan kekal di dalamnya dalam keadaan hina lagi rendah. Ancaman kekal ini adalah bagi orang yang melakukan semuanya, atau bagi orang yang melakukan kesyirikan kepada Allah. Akan tetapi, orang yang bertaubat dari dosa-dosa tersebut dengan taubat nasuha yang sesungguhnya, beriman dengan keimanan yang teguh lagi disertai dengan amal shalih, maka orang-orang itulah yang Allah akan menghapus kesalahan-kesalahan mereka dan menggantikannya dengan kebaikan-kebaikan, lantaran taubat dan penyesalan mereka. Dan Allah itu Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, Maha Pemurah terhadap hamba-hambaNya, karena Allah menyeru mereka untuk bertaubat setelah menentangnya dengan maksiat yang paling besar. Dan barangsiapa bertaubat dari dosa-dosa yang telah diperbuatnya dan beramal shalih, sesungguhnya dengan itu, ia telah kembali kepada Allah dengan cara yang benar, maka Allah menerima taubatnya dan mengugurkan dosa-dosanya.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram71. Dan orang-orang yang bertobat kepada Allah dan membuktikan kejujuran tobatnya dengan mengerjakan amal saleh dan menjauhi maksiat, maka sesungguhnya tobatnya tersebut benar-benar akan diterima.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah71. Dan barangsiapa yang bertaubat dari kemaksiatan, kemudian melakukan amal shalih sebagai bukti taubatnya, maka dia telah bertaubat dengan pertaubatan yang diterima Allah, dan dia benar-benar telah kembali kepada dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah71. وَمَن تَابَ وَعَمِلَ صٰلِحًا فَإِنَّهُۥ يَتُوبُ إِلَى اللهِ مَتَابًا Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya Yakni barangsiapa yang bertaubat dengan lisannya saja dan tidak menunjukkan bukti taubatnya dengan perbuatan maka taubat itu tidak berguna baginya. Sedangkan orang yang bertaubat dan membuktikan kebenaran taubatnya dengan amalan-amalan shalih maka taubat yang benar itulah yang akan diterima Allah, yaitu taubat yang sebenar-benarnya.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah71. Dan barangsiapa bertaubat dari perbuatan maksiat dan mengerjakan amal shalih yang diperintah dan menjauhi yang dilarang, maka sesungguhnya taubatnya itu diterima di sisi Allah dan akan kembali kepadaNya dengan benar, sempurna dan diridhai olehNya.📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahSiapa saja yang bertaubat dan beramal shalih sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah} kembali kepada Allah {dengan keadaan taubat yang sebenarnya} kembali dengan diridhai di sisi Allah SWTMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H71 “dan barangsiapa yang bertaubat dan mengerjakan amal shalih, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan sebenar-benarnya,” maksudnya, maka hendaklah ia mengetahui bahwa taubatnya benar-benar berada pada puncak kesempurnaan, sebab ia merupakan sikap kembali pada jalan yang lurus yang dapat mengantarkan kepada Allah, yang merupakan inti dari kebahagiaan seseorang dan keberuntungannya. Maka hendaklah dia tulus dalam bertaubat, dan hendaklah dia memurnikannya drai segala noda tujuan rusak. Yang dimaksud dari ini semua adalah anjuran untuk menyempurnakan taubat dan melaksanakannya sebaik dan sesempurna mungkin, agar Dia menerima siapa saja yang bertaubat kepadaNya, kemudian membalasnya sesuai dengan kesempurnaan taubatnya.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, Al-Furqan ayat 71 Hendaknya dia mengetahui, bahwa tobatnya telah sempurna, karena ia telah kembali ke jalan yang menghubungkan kepada Allah, di mana jalan itu merupakan jalan kebahagiaan dan keberuntungan. Oleh karena itu, hendaknya ia ikhlas dalam tobat dan membersihkannya dari campuran maksud yang tidak baik. Kesimpulan ayat ini adalah dorongan untuk menyempurnakan tobat, melakukannya dengan cara yang paling utama dan agung agar Allah menyempurnakan pahalanya sesuai tingkat kesempurnaan tobatnya.📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Furqan Ayat 71Dan barangsiapa bertobat dengan hati yang ikhlas dan mengerjakan kebajikan, sebagai bukti pertobatannya, maka sesungguhnya dia bertobat kepada Allah dengan tobat yang sebenar-benarnya. Dia menyesal dengan penyesalan yang mendalam atas perbuatannya, mengakhiri perilaku buruknya dan berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatan itu. Inilah tobat yang akan diterima oleh Allah. 72. Dan sifat-sifat utama lainnya dari ibadurrahman adalah orang-orang yang tidak memberikan kesaksian palsu, yang sengaja dilakukan seseorang padahal dia tahu bahwa hal itu bohong belaka, dan apabila mereka bertemu, yakni berjumpa, dengan orang-orang yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, baik perkataan ataupun berbuat-an yang sia-sia, mereka berlalu dengan menjaga kehormatan dirinya. Mereka tidak menghiraukannya dan tidak memedulikannya. Sebagai seorang muslim, setiap langkahnya harus membawa kemanfaatan bagi kehi-dupannya yang akan dibawa setelah dia dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangItulah sekumpulan penjabaran dari para ulama tafsir terkait isi dan arti surat Al-Furqan ayat 71 arab-latin dan artinya, moga-moga bermanfaat bagi kita bersama. Sokong syi'ar kami dengan mencantumkan backlink ke halaman ini atau ke halaman depan Yang Terbanyak Dilihat Kaji ratusan materi yang terbanyak dilihat, seperti surat/ayat Ar-Ra’d 28, Al-Baqarah 1-5, Al-Waqi’ah 35-38, At-Taubah 128-129, As-Sajdah, Ath-Thariq. Ada pula An-Nahl 125, Al-Baqarah 275, At-Tahrim 6, Al-Baqarah 155, Al-Furqan 63, Al-Hujurat. Ar-Ra’d 28Al-Baqarah 1-5Al-Waqi’ah 35-38At-Taubah 128-129As-SajdahAth-ThariqAn-Nahl 125Al-Baqarah 275At-Tahrim 6Al-Baqarah 155Al-Furqan 63Al-Hujurat Pencarian qs taha, surat al mutaffifin ayat 1-17, surat al imran ayat 190 latin, surah hud ayat 61, wala tamutunna illa wa antum muslimun Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah
Yaayyuhalladzina amanuttaqullaha haqqa tuqotihi wala tamutunna illa wa antum muslimun (Mengajak meningkatkan ketakwaan) (Materi khutbah) Barakallah li wa lakum fil qur'anil 'adzim wa nafa'ani wa iyyakum bima fihi minal ayati wa dzikril hakim, wa taqobbala minni wa minkum tilawatahu innahu huwas sami'ul 'alim Uploaded byAzzam Ubaidillah 0% found this document useful 0 votes10 views2 pagesOriginal Titlekhutbah jumat2021Copyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document0% found this document useful 0 votes10 views2 pagesKhutbah Jumat2021Original Titlekhutbah jumat2021Uploaded byAzzam Ubaidillah Full descriptionJump to Page You are on page 1of 2Search inside document You're Reading a Free Preview Page 2 is not shown in this preview. Buy the Full Version Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. .
  • dyytzlg8ko.pages.dev/66
  • dyytzlg8ko.pages.dev/118
  • dyytzlg8ko.pages.dev/489
  • dyytzlg8ko.pages.dev/4
  • dyytzlg8ko.pages.dev/419
  • dyytzlg8ko.pages.dev/325
  • dyytzlg8ko.pages.dev/282
  • dyytzlg8ko.pages.dev/171
  • arti wala tamutunna illa wa antum muslimun